Entah harus mulai dari mana menceritakan sesosok kamu yang pernah singgah di hati ini. Mungkin dari awal. Dari saat aku pertama kali bertemu kamu. Tidak. Lebih tepatnya melihat kamu. Ya, hanya aku yang menyadari hadirnya dirimu. Sepertinya. Perihalnya kamu sibuk berbincang dengan teman-teman klub sepak bolamu. Aku masih ingat sekali, saat mata ini tak sengaja menangkap sesosokmu. Ketika aku selesai tampil tari saman, siang itu. Kamu berada di belakang panggung. Bersama teman-temanmu. Tidak kusangka jika aku akan bertemu sesosokmu. Aku lupa saat itu sekolah mengadakan acara apa. Andai waktu itu aku tidak masuk eskul tari, mungkin siang itu aku tidak akan melihatmu. Walau kita satu sekolah. Sudah takdirnya. Tentu saja.
TO BE CONTINUE
